Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val),  Zingiber aromaticum Val disebut juga lempuyang wangi oleh masyarakat Jakarta, Jawa Tengah dan Sumatera. Masyarakat Sunda menyebut Zingiber aromaticum Val sebagai lempuyang ruum sedangkan masyarakat Madura menyebutnya sebagai lempuyang room (Heyne, 1987).

Tanaman suku Zingiberaceae tersebar luas di berbagai negara tropis (Jasril, 2006). Zingiber aromaticum Val merupakan salah satu tanaman suku Zingiberaceae, dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1-1200 m diatas permukaan laut (Sudarsono, 2002). Tumbuhan ini tumbuh liar di hutan jati, tetapi juga sering ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat (Tampubolon, 1981).

Lempuyang wangi, keluarga dari suku Zingiberaceae memang sudah menjamur di tanah Indonesia,  bermacam – macam nama dari keluarga tersebut juga mempunyai  filosofi dan story tersendiri yang membuat tanaman tersebut tinggal dan menjadi sahabat  pada masyarakat Indonesia, Seakan tanah dari surga  tanaman keluarga Zingiberaceae tumbuh dengan baik di tanah Indonesia melalui penyebarannya  yang sangat banyak di  pulau pulau Indonesia,  bagaikan misi dan visi keluarga Zingiberaceae yang  datang dan  seakan  menjadikan  panglima  senjata yang  tanpa disadari penyebarannya mereka tinggal di sekitar kita dan siap digunakan kapan saja,  pertumbuhan yang mudah , murah , seakan menjadikan mereka siap membantu masyarakat untuk memanfaatkan kandungan mereka entah dijadikan penyedap cita rasa masakan   atau bahkan sebagai  pemberantas penyakit, suku  keluarga mereka siap digunakan .

Lalu  untuk apa  lempuyang wangi tinggal di Indonesia ??
Penelitian Subehan et al., (2005) menunjukkan bahwa ekstrak metanol rimpang Zingiber aromaticum Val mengandung 16 senyawa yang terdiri atas lima senyawa seskuiterpen dan turunannya (zerumbon, zerumbon epoksida, (2R,3S,5R)-2,3- epoxy-6,9-humuladien-5-ol-8-one, (2R,3R,5R)-2,3-epoksi-6,9-humuladien-5-ol-8- one, (5R)-2,6,9-humulatrien-5-ol-8-one, tujuh glikosida kaempferol, dua flavonoid turunan kaempferol, (S)-6-gingerol dan trans-6-shogaol. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada rimpang Zingiber aromaticum Val antara lain: saponin, flavonoid dan tanin, disamping minyak atsiri (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Agusta (2000) menyebutkan bahwa rimpang Zingiber aromaticum Val yang dikeringkan dengan diangin-anginkan dan diisolasi dengan metode destilasi air mengandung 0,93% (v/b) minyak atsiri dengan komposisi α-pinen (7,86%), kamfen (31,27%), ß-pinen (2,39%), β-cis-osimen (3,41%), α-terpinen (0,84%), 3- karena (1,80%), 1,8-sineol (6,36%), 4-karena (1,25%), β-linalool (14,16%), DLkamfor (2,92%), 4-metil-1(1-metilelil)-3-sikloheksen-1-ol (2,06%), isokariofilen (0,76%), α-kariofilen (9,49%), patchulana (0,67%), α-farnesen (1,58%), kariofilen oksida (3,13%), dan germakron (10,05%) Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) merupakan tanaman yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat Jawa dan Sumatera.

Rimpang tanaman ini sering digunakan untuk obat asma, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, menambah nafsu makan, pereda kejang, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit syaraf, nyeri perut, mengatasi penyakit yang disebabkan cacing, dan masuk angin (Sudarsono dkk., 2002). Ekstrak air rimpang Zingiber aromaticum Val telah terbukti memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim CYP3A4 (Usia, 2005). Khasiat rimpang Zingiber aromaticum Val sebagai obat dipengaruhi oleh kandungan metabolit sekundernya. Rimpang Zingiber aromaticum Val mengandung saponin, flavonoid dan tanin,disamping minyak atsiri (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Seakan menemukan harta karun yang tidak disangka mereka sudah menunggu kita untuk melihat bahkan  seakan mereka mencari perhatian dengan  penanaman yang sangat mudah di Indonesia, mereka mengharapkan agar dapat di  gunakan masyarakat sebagai  obat untuk menyembuhkan penyakit,  penelitian juga menunjukan bahwa lewmpuyang dapat membunuh bakteri.

Hasil uji aktivitas antibakteri minyak atsiri rimpang Zingiber aromaticum  Val yang dilakukan terhadap Streptococcus beta hemolyticus menunjukkan bahwa minyak atsiri rimpang Zingiber aromaticum Val pada konsentrasi 50% mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus beta hemolyticus dengan Diameter Daerah Hambat (DDH) 14,30 ± 0,1 mm dan pada kadar yang lebih rendah dari 50% tidak menunjukkan penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri tersebut (Wulandari, 1986).

Ekstrak air dan ekstrak metanol rimpang Zingiber aromaticum Val terbukti memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim CYP3A4 (Usia et al., 2005).  Selain itu, rimpang Zingiber aromaticum Val juga berperan dalam menghambat aktivitas HIV dan kanker (Dai et al., 1997) e. Kandungan kimia Rimpang Zingiber aromaticum Val mengandung protein 3,8%, air 10,7 %, lemak 11,8 %, kadar abu 2,6 %, dan karbohidrat 70,9 % (Yasni et al, 1991).

Wah sunggguh ajaib, begitu banyak kandungan dan manfaat dari tanaman herbal  ini,  menurut  ahli pakar yang kami ambil dari berbagai sumber bahwa  tanaman obat  mempunyai kandungan yang istimewa   yang tidak disangka oleh kita.

Zingiberaceae adalah keluarga rempah yang sangat banyak  tersebar seakan mereka menyebar menurut  daerah dan bila dikumpulkan menjadi panglima perang sebagai obat yang dapat membasmi dari berbagai penyakit. Dari keluarga Zingiberaceae secara garis besar  mereka menggandung  Minyak atsiri,  Minyak atsiri  juga sangat banyak  dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, makanan dan minuman. Minyak atsiri beberapa tanaman telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri (Inouye et al., 2001; Pouvova et al, 2008).

Lalu bagaimana cara mendapatkan  khasiat tersebut ??
Secara sederhana  rempah tersebut dapat digunakan sebagai  obat masuk angin caranya dengan menggunakan 10 gram rimpang segar lempuyang wangi; setelah dicuci, diparut, diperas dan disaring, kemudian hasil saringan ditambah 2 sendok makan madu dan 1/2 gelas air matang (panas), diaduk diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.

Karena pembunuh anti bakterinya  lempuyang juga digunakan sebagai obat sakit perut dan menambah nafsu makan 2 jari lempuyang wangi, 3 umbi bawang merah dibuat infusa dengan 110 mI air. Untuk anak?anak diminum 2 kali sehari pagi dan sore, setiap kali 2 sendok makan.

Menurut (Sudarsono dkk., 2002). Rimpang Zingiber aromaticum Val berkhasiat sebagai obat asma, merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, menambah nafsu makan, pereda kejang, untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit syaraf, nyeri perut, mengatasi penyakit yang disebabkan cacing, dan masuk angin. Pada pemakaian luar, digunakan untuk mengatasi rasa nyeri.

REFERENSI

  1. Agusta, 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. ITB. Bandung
  2. Dai, J.R., Cardellina, J.H., McMahan, J.B., and Boyd, H.R. 1997. Zerumbone, an HIV inhibitory and cytotoxic sesquiterpene of Zingiber aromaticum and Z. zerumbet. Nat. Prod. Lett., 10:115-118.
  3. Inouye, S., Takizawa, T., dan Yamaguchi, H., 2001. Antibacterial activity of essential oil and their major constituents against respiratory by gaseous contact. Journal of Antimicrobial Chemoterapy, 47:565-573.
  4. Heyne K, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II, diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.
  5. Sudarsono, Gunawan, D., dan Wahyuono, S., 2002. Tumbuhan Obat II : Hasil Penelitian, Sifat- sifat dan Penggunaan, 187. Pusat Studi Obat Tradisional UGM. Yogyakarta.
  6. Tampubolon, 1981. Tumbuhan Obat. Penerbit Bhatara Karya. Jakarta.
  7. Yasni, S., Imaiumi, K., dan Sugano, M., 1991. Effects of an Indonesian Medical Plant, Curcuma xanthorhiza Roxb on the Levels of Serum Glucose and Triglyceride Fatty Acid Desaturation, and Bile Acid Excertion in Streptozotocin-induced Diabetic Rats. Agric. Biol. Chem., 55 (12), 3005- 3010.
  8. Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea. J.R.. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta
  9. Widyowati, R.,1994. Daya Antibakteri Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val) terhadap Staphylococcus aureus dan Escheriscia coli. Tesis Fakultas Kedokteran, UGM. Yogyakarta.
  10. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=236