Tanaman laos, kencur, kunir, kunyit, jahe memang secara  kasat mata bentuk dari rempah ini agak sama bahkan hampir mirip,  tanaman ini adalah keluarga /  merupakan  kelompok anggota dalam familia Zingiberaceae, hal ini merupakan deretan tanaman yang memiliki bentuk hampir sama, Lengkuas memiliki sebutan laos (Jawa) dan Iaja (Sunda). Seperti halnya rempah tanaman herbal lainnya yang memiliki sebutan berdasarkan Negara / daerah  tanaman ini tumbuh.

Rimpang lengkuas biasanya dimanfaatkan untuk membantu mengatasi rematik, bronkhitis, paru-paru, dan meningkatkan nafsu makan. Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan anggota familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas sangat  mudah diperoleh di Indonesia, masyarakat juga  menggunakan  rempah lengkuas sebagai obat gosok untuk penyakit  jamur kulit (panu) sebelum obat-obatan modern berkembang seperti sekarang. Lengkuas sejak dahulu digunakan sebagai obat herbal alami yang dapat mengobati  panu / jamur, namun dengan berkembangnya  tanaman ini diberbagai daerah, banyak penelitian dan juga pemanfaatan masyarakat yang menggunakan lengkuas sebagai obat herbal untuk mengobati penyakit tak hanya untuk penyakit panu saja, melainkan  penyakt dalam  dll.

Tanaman lengkuas mempunyai dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah. Pohon lengkuas putih umumnya lebih tinggi dari pada lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat mencapai tinggi 3 meter, sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1-1,5 meter.

Kandungan kimia yang terdapat pada  lengkuas
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % – 30 %, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain.

Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida (Noro dkk., 1988).

Lengkuas Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4-hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol.   Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor.

Juga mengandung kariofilen oksida, kario filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7- hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-ena-15,16-dial (Morita dan ltokawa, 1988).

Penggunaan lengkuas secara tradisional
Rimpangnya sering digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, misalnya kolik dan untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum), menambah nafsu makan, menetralkan keracunan makanan, menghilangkan rasa sakit (analgetikum), melancarkan buang air kecil (diuretikum), mengatasi gangguan ginjal, dan mengobati penyakit herpes. Juga digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam, kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk  berdahak, radang paru-paru, pembesaran limpa, dan untuk menghilangkan bau mulut. Rimpang lengkuas yang dikunyah kemudian diborehkan ke dahi dan seluruh tubuh diyakini dapat mengobati kejang-kejang pada bayi dan anak-anak.

Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian adalah sebagai anti jamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang lengkuas kerap digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya.

Languatis Rhizoma Extract (Lengkuas) Menghilangkan pegal, linu-linu, rematik dan meringankan gatal-gatal akibat digigit serangga. Minyak lengkuas (Oleum galanga) sering ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minuman keras dan bir. Buah lengkuas dapat digunakan untuk menghilangkan rasa dingin, kembung dan sakit pada ulu hati, muntah, mual, diare, kecegukan (singuitus), dan untuk menambah nafsu makan.

LITERATUR :

  1. Bown Deni, 2001, New Encyclopedia of herb & Their Uses, A Dorling Kindersley, hal 249,411
  2. Wijayakusuma Hembing, 1996, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Edisi 4, Pustaka Kartini, hal 99
  3. Julia Lawless, 1997, The Illustrated Encyclopedia of Essential Oils, Element Books Limited, hal 134, 147, 202
  4. Anonim, 1985, Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, DEPKES RI, hal 67
  5. Hoffmann David, 1996, The Complete Illustrated Holistic Herbal, Element Books Limited, hal 164
  6. Penelope Ody, 2000, The Complete Guide Medicinal Herbal, Element Books Limited, hal 50
  7. Soedibyo, B.M. 1992. Pendayagunaan Tanaman Obat. Prociding Forum Komunikasi Ilmiahv Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Bogor

Catatan :
Alpinia galanga (L.) Willd.
Teks : Erna Sinaga (Pusat Penelitian dan pengembangan Tumbuhan
Obat UNAS/P3TO UNAS)